Sudah pasti bukan namaku, karena namaku adalah Fajar Ismayanti, dan sejak jadi bayi merah aku dipanggil Maya.
Hirai adalah sahabat origamiku ketika mukim di Jepang dulu, tepat yang berfoto denganku disamping ini. Kupakai namanya hanya sekedar menghadirkan nya dalam tiap aktifitas Origamiku. Tentu saja membuatku merasakan kehadirannya. Kini tidak mudah bagiku untuk bertemu dengannya. Padahal layaknya dua orang sahabat tentu 'pertemuan' adalah sebuah kebutuhan bukan!?
Seperti Ibu. Tidak hanya jadi sahabat, tapi perlakuannya terhadapku bagaikan seorang ibu kepada putrinya. Seringkali bilamana beliau punya apapun yang bisa kupakai, kukonsumsi *halal food* atau kugunakan selalu membaginya padaku, termasuk mengajakku ketempat yang tentu aku akan suka mendatanginya terutama tempat yang ada kaitannya dengan Origami. Pergi ke Festival kembang api yang kemudian dia memintaku menggunakan pakaian tradisi Jepang plus dengan latihan menggunakannya sebelum hari H. Pergi ke sebuah taman di musim gugur dimana daun-daun merah berjatuhan, ke Toko Serba Kertas di luar kota Toyohashi, dengan berkereta bersama, ke Toshokan atau perpustakaan kota Toyohashi menuju bagian Buku Origami dls..dls
Rutin berorigami hingga Test utk Sertifikat Instruktur Origami. Akhirnya beliau mengajakku masuk ke rumahnya padahal Japanese People tidak mudah nginvite atau bergaul akrab dengan orang lain apalagi orang asing!! i'm lucky! Dengan kesempatan masuk kerumahnya membuatku jadi mengenal 'orang Jepang' tidak hanya tampak luar! Didalam sana kulihat banyak gambaran 'Japanese', koleksi origami beserta buku-bukunya dan segala hal kebiasaan hidupnya!
Ya! tentu saja aku selalu berusaha jadi tamu yang baik karena demikian Islam mengajarkanku. Dan tentu saja aku tidak mau berbuat hal yang membuatnya tidak berkenan padaku. Pernah juga sekali waktu malah dua kali mungkin aku terlambat memenuhi janji waktu! Untuk kebanyakan orang jepang sudah pasti akan membuatnya tidak berkenan, tapi mujur padaku beliau punya lapangan luas dihatinya untukku! keterlambatanku tidak merusak hubungan kami.
Jadwal rutin berorigami di rumahnya ia berikan untukku sepekan sekali, yaitu tiap Jum'at jam 13. Hingga pada suatu hari kuajukan keinginanku mengikuti tes sertifikasi jadi instruktur origami. Lagi-lagi keberuntungan dipihakku! Beliau telah berpuluh tahun berorigami tapi belum pernah mencoba soal2 test tersebut, karena buat apa juga arti sertifikat untuk orang jepang. Hingga keinginanku itu membuatnya ingin mencoba juga test tersebut, yang artinya segala prosedural berbau jepang pakai huruf kanji pula beliau yang menyelesaikan dan aku hanya menyelesaikan 50 test model origami dalam bentuk diagram diikuti tahapannya hingga menjadi sebuah model origami. Diakhir waktu pengiriman materi test, ketika kukonsultasikan ada lipatan yang aku kesulitan untuk rapih melipatnya beliau tidak membantuku, dan baru kusadari bahwa saat itu adalah TESTO! Origami Examination! Akhirnya terkirim sudah beserta kelengkapan syarat2 lainnya. Kalau bukan karena bantuannya dlm melengkapi form test itu, sudah tentu aku tidak akan pernah membawa kembali ke tanah air Sertifikat Instruktur Origami.
Dari sekian banyak kebaikan dan intensnya hubungan kami, aku sekedar ingin mengabadikan namanya jadi nama pena dan dalam segala aktifitas Origamiku. Bilapun kemudian kelak aku lebih dikenal dengan sebutan Maya Hirai aku tetap suka dengan nama yang diberikan kedua orang tuaku. 'Maya' Fajar Ismayanti.
Wednesday, December 13, 2006
Maya Hirai adalah....
diposting oleh Maya Hirai di 5:12 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
puisi,....
wah ahli juga ya,...
ori book boleh utk warga bgr,
kita punya jaringan anak jalanan bogor. bisa kirim ke one_seruni@yahoo.com
titip salam dari teh ida serang
menarik untuk di simak info nya gan
terimakasih
Post a Comment