Thursday, November 29, 2007

Ingin ke Bintang

Ada postingan lalu, persis 2th yll, lumayan masih renyah buat dibaca^-^

November 29, 2005 at 1:27 am | In Day by Day | 2 Comments

Bocah kecil menatap langit di gelap malam, ia pandang bintang yang berkerlap-kerlip nun jauh disana. Lama ia termenung ketika bintang-bintang itu ada dimatanya. “Ingin ke bintang!” itu yang terlintas dalam hatinya.

Sejak saat itu, perhatiannya selalu fokus ke bintang. Memikirkan bagaimana cara agar dapat mencapai bintang.

Tiada hari yang terlewatkan tanpa memikirkan bintang dan bagaimana cara mencapainya.
Ia pasang mata dan telinga untuk mencari tau bagaimana cara mencapai bintang.
Bintang semakin dirindukannya.

Usia semakin beranjak dewasa, namun bintang senantiasa menghias mimpinya.
Bintang, bintang, bintang.. apapun tentang bintang selalu jadi perhatiannya.
Semua orang ia tanya tentang bintang, semua tempat ia datangi untuk tau bagaimana cara bisa ke bintang. Bintang.. bintang .. dan bintang..

Akhirnya iapun mengambil jalur pendidikan tinggi yang berkaitan dengan bintang.
Telah banyak memakan waktu, biaya dan energi. Ia sisihkan semua hal yang mengurangi perhatiannya pada bintang. Bintang dan bintang, selalu bintang memenuhi harinya. Membayangkan bilamana harapannya tercapai.

Sampai pada puncak akademiknya dan diakhir penelitian serta segala experimentnya, kemudian ia tertunduk khusu. Kembali dalam perenungan panjang seperti saat ia kanak. Rebah menatap langit gelap saat ada bintang dimatanya dan ia berbisik dalam hati “aku ingin ke Bintang”.
Saatnya membulatkan tekad dan bertawakal kepada sang Kuasa yang menetapkan ketentuan. Mengembalikan seluruh curahan usaha dan harapan kepada yang Maha Merahmati. Memohon kasih sayangNya untuk mengabulkan harapan yang tertahan lama. Dengan keyakinan penuh akan tatapanNya selama ini menahan rindu. Rindu sampai ke bintang dan terjawab semua tanya.

Suara peringatan hitungan akhir telah berbunyi! dan si bocah kecil itu melesat ke Bintang bersama seluruh bekal yang telah disiapkannya sejak mula berharap.
Horee... Terbang ke Bintang!

Hanya mengingatkan diri bahwa pada harapan yang ingin dicapai butuh usaha keras dan ketekunan serta daya upaya yang dikerahkan kesana seiring berjalannya waktu dengan mengenyampingkan segala hal yang tidak searah dengan cita dan tujuan semula. Akhirnya, bulatkan tekad dan bertawakal, mengembalikan seluruh daya upaya pada sang Kuasa dalam doa agar Ia berkenan atas rangkaian ikhtiar tersebut.

wahai Bocah kecil apa yang kau inginkan saat ini?*kembali ke atas* ^-^

Friday, November 16, 2007

XXX Waspada!

Apa yang harus diwaspadai hingga triple X begini?
Tumbuh kembang anak.

Menyertai anak yang kian menjadi besar dari hari ke hari bagaikan masuk dalam dunia yang penuh dinamika. Sebuah dunia yang sangat menguras perhatian serta membutuhkan kesabaran berlipatganda . Betapa tidak, Anak adalah amanah yang diberikan Tuhan yang Maha Pencipta kepada manusia bernama orangtua. Sehingga jadilah orang tua menanggung resiko: memelihara, membina dan menjadikan nya mandiri hingga dapat bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Diantara beban tanggungjawab yang tidak mudah itu, orang tua dibekali fitrah menyukai dan mencintai anak-anaknya walaupun memelihara anak merupakan urusan yang tidak bisa dianggap remeh.

Janin
Saat kabar keberadaannya telah teridentifikasi melalui testpack*alat pendeteksi kehamilan instant jaman sekarang, anak telah memberi kebahagiaan dan rasa gembira pada orangtua yang telah mengharapkannya.

Janin, begitulah akhirnya sebutan untuk cikal bakal manusia ini. Sebutan pertama untuk sesuatu yang sebelumnya tidak dapat disebut dan tidak pula berwujud, dimana dan apa cikal bakal manusia pada masa itu. Lalu bila saya tambahkan, kemudian siapa yang menjadikannya sebagai sesuatu yang dapat disebut di alam wujud ini?

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. " (al-Insan:2)

Seiring waktu, Janin kian membesar hingga berusia 9 bulan dalam kandungan seorang Ibu yang rela kepayahan karenanya, dan seorang ayah yang bersiap menyambut dengan segala perlengkapan dari hasil peras keringat dan banting tulang.

"nak, engkau begitu jadi harapan ayah bunda..."

Batita
"Engkau dilahirkan dalam keadaan kecil, ringkih, merah, tersambung tali pusar,berlumur darah bunda, tak berbaju dan menangis!, begitu tak berdaya dihadapan kami, karenanya kami sangat menyayangimu sampai tulang, mendasar dalam hati.. Inilah yang membuat kami memiliki kasih sayang sepanjang jalan untukmu..."

Bayi merah telah lahir melalui nyawa ibu yang meregang. Sebuah pengorbanan tiada tara di dunia ini yang seharusnya disadari oleh setiap yang bernama manusia. Adalah satu alasan mengapa berbakti kepada orang tua itu KUDU alias WAJIP!

Karena merupakan proses berharga itulah maka seorang ibu rela menyusui bayi merah ringkih hingga menjadi bayi mungil, gempal, menggemaskan dan tidak ringkih lagi. Dan sang ayah semangat bekerja memenuhi material walaupun dari lelah ke lelah dilewatkan dengan peluh yang jadi saksi.

"Engkau sering sakit nak karena tubuhmu rentan. ASI adalah sumber antibody untukmu dan itupun terbatas karena tubuhmu ringkih maka kamu harus gempal namun masih tetap dari sumber yang sama: ASI"

"Engkaupun sering pipis dan lapar berulang kali di malam hari, itu membuat kami harus terjaga tetap merawatmu sampai pagi"

"Ketika engkau tertatih untuk meraih apa yang menarik perhatianmu, kami memapah dengan sabar dan kasih sayang.. lakukan hal serupa ya nak andai kelak masa tua itu masih harus kami lalui bersamamu.."

Balita
"Engkau jadi malaikat kecilku saat dapat tersenyum pada semua orang dan dapat berlari kian kemari dengan ekspresi kocakmu"

Masa Pendidikan Dasar
Saatnya kami mengizinkanmu keluar rumah tanpa kami disisimu selalu. Ada ibu dan bapak guru yang membimbing dan menemanimu bermain sambil belajar disana, di sekolah Taman Kanak-Kanak.

Masa Pencarian Jati Diri

Pertumbuhanmu pesat, lingkungan telah dapat mempengaruhimu setelah beranjak dari buaian ayah bunda di rumah. Namun kami tetap disini mengawasimu saat dekat dan jauh.

Setiap hari kami tetap disini ada mengikuti gerak langkah kemana membawamu, sesekali kami menarikmu kembali pada jalan yang benar. Ibu bapak guru tetap menjaga dan membimbingmu di sekolah.

"Tapi ternyata tidak sesederhana itu nak..". Tidak cukup kami mengawasimu sedemikian rupa. Keinginanmu mulai sulit kami luluskan begitu saja. Dan bagimu, keinginan kami pun tidak terlalu mudah untuk langsung ditaati.

Kita pun berembuk melakukan musyawarah yang seringkali alot, tawar menawar pengajuan hingga akhirnya jatuh pada kesepakatan setelah melalui saling mengorbankan keinginan masing-masing. "Dan begitu selalu berulang kita jalani nak..."

Kami hampir kewalahan membendung arus tumbuh kembangmu yang sedemikian dinamis. Berjuta kekhawatiran kami, engkau yang dulu kanak kini mulai menjadi lain seiring datangnya masa remajamu. Khawatir bilamana engkau lepas dari buaian dan pengawasan kami dan tak kembali, khawatir lingkungan lebih menguasaimu daripada kami di rumah. Adalah tidak mungkin mengurungmu selalu dalam ruang harapan kami, tentu itu akan membuatmu kerdil dan cupet dalam memandang dunia yang luas ini.

Kami memang harus merelakanmu bersentuhan dengan lingkungan lain walaupun ancaman keburukan jaman ini mengintai setiap saat, tapi di sisi lain mengerti banyak hal akan membuatmu lebih bijak dalam mensikapi hidup.

"Bagaimana dan apapun yang harus kita hadapi, kita harus tetap bersatu hati nak.., karena hati adalah sumber kekuatan, melalui hati lah ikatan kita tetap terjaga. Dan melalui hati pula semoga Allah SWT melimpahkan RahmatNya untuk menghidupkan mata hati kita agar senantiasa dpt melihat hakikat".

*Loh ko jadi kayak surat utk anakku..:-S ^-^