Sunday, January 27, 2008

Mendadak MATI*

*duh serem banget judul nya

Suasana duka terpancar dari sebuah keluarga yang baru saja ditinggalkan untuk selamanya oleh Istri, Ibu, adik, keponakan dan sepupu ytc akibat kecelakaan tragis pagi tadi.

Tanpa diduga seorang suami kehilangan Istri yang menjadi kawan dan partner hidup nya selama ini dalam membina rumah tangga dengan dua anak yang masih balita pula.

Hatinya pilu terasa diiris sembilu ketika sore hari setelah pemakaman Istrinya ia harus melanjutkan hidup dengan dua anak balita di rumah besar tempat tinggalnya kini. Teringat pagi sebelum kejadian tragis itu rumahnya begitu ramai terdengar gelak tawa canda istri dan anak-anaknya menghantar dirinya di depan pintu untuk berangkat ke kantor. Tapi kini bayangan pagi ceria itu tinggal kenangan. Sang istri harus kembali kepada sang Kuasa tanpa sempat berpamit kepada suami dan anak tercinta. Kecelakaan kecil di jalan raya telah mampu merenggut nyawa sang istri akibat benturan hebat di kepala, hanya karena kesrempet!

Sebagai siapapun kita, apakah sebagai ibu rumah tangga, Suami/pemimpin keluarga, atau sebagai anak tentu setiap hari nya selalu ada aktifitas dan kewajiban-kewajiban berkenaan dengan posisi yang kita sandang dalam keluarga. Rutinitas harian membuat seseorang masuk dalam sebuah lingkaran yang berputar sangat cepat. Karena perputarannya sangat cepat,orang-orang yang ada didalam nya menjadi saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga mudah dibayangkan saat salah satunya tidak dapat melanjutkan kewajiban-kewajibannya maka kekacauanpun terjadi. Rasa kehilangan bagai akan meremukan perasaan, meluluhlantakkan pertahanan bahwa kehidupan keluarga yang ditinggal akan tetap terus berjalan seimbang.

Menangis, sesak di dada, berat terasa melepas dengan kerelaan atas kepergian orang dicinta.

Demikianlah saat maut menjemput, siapapun tiada pernah tau kapan hidupnya kan berakhir.

Alangkah indahnya bila kepulangan menuju negeri abadi terus dipersiapkan tiada henti serta diakhir dengan tenang dan tawakal. Hingga saat nya nanti*, keluarga pun dapat merelakan dengan sepenuh hati

*Siapkah diri saat harus mendadak harus meninggalkan dunia ini?

Selamat Jalan Pak Harto, dan sepupuku kawan belajar mengaji ketika kecil, semoga engkau tenang di alam sana.....

1 comment:

Anonymous said...

oh... sampean sepupunya temen kawan pak Harto ya ?? heheh maaf
Turut berdukacita dari hati yang paling dalam :)